Angka KIPI Pascavaksin Covid-19 di Tulungagung Menurun

12 Maret 2021 17:00

Jatim.GenPI.co - Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) vaksin Covid-19 di Kabupaten Tulungagung menurun, sebelumnya sekitar 2 persen dan kini menjadi kisaran 0,7 persen.

"Ini menunjukkan masyarakat semakin siap menjalani vaksinasi," kata Ketua Komda KIPI Kabupaten Tulungagung dr. Zuhrotul Aini, Sp.A di Tulungagung, Jumat.

BACA JUGA: Emil Dardak Dukung Sikap Bupati Trenggalek Tolak Tambang Emas

Kasus sempat muncul dan teridentifikasi tim KIPI tidak ada yang tergolong berat, sama seperti KIPI yang muncul pada beberapa peserta vaksin tahp satu.

Semua gejala yang muncul termasuk dalam kategori ringan seperti mual, pusing disertai demam.

KIPI ini terjadi karena beberapa faktor, di antaranya faktor psikis. Kekhawatiran berlebih terkait efek yang muncul pascavaksinasi.

"Dulu yang pertama itu mungkin sebagian masih ada rasa was-was. Sekarang kalau dilihat angkanya turun ini menunjukkan bahwa masyarakat sudah paham akan vaksinasi. Secara psikis ini menunjukkan mereka juga sudah siap," terang dr. Aini.

Selain KIPI ringan sebesar 0,7 persen itu, ada tiga kejadian kasus infeksi pada orang yang barusan mengikuti vaksinasi tahap dua dosis pertama di Tulungagung.

Namun, Aini menyatakan kasus infeksi itu bukanlah disebabkan suntikan vaksin. Aini menjelaskan, masa inkubasi virus corona ini antara 5-7 hari sebelum menunjukkan gejala.

Jeda waktu inilah yang mungkin dialami ketiganya sehingga lolos skrining dan bisa mengikuti vaksinasi dosis pertama.

Dijelaskan, suntikan vaksin pertama belum membentuk antibodi protektif pada tubuh penerima vaksin.

Kekebalan tubuh dari dalam yang bersifat melindungi dari paparan virus corona yang masuk baru terbentuk sekitar dua pekan setelah suntikan dosis kedua.

Antibodi protektif baru muncul pada dua minggu setelah vaksinasi dosis kedua.

Meski demikian, secara teori mereka yang sudah mendapatkan vaksin lengkap tetap bisa tertular virus corona.

BACA JUGA: Pilkades Digelar, Satgas Anti Judi dan Politik Uang Siaga

“Meski sudah ada antibodi protektif, virus masih bisa masuk tapi tidak menimbulkan gejala. Kalau pun bergejala, akan sangat ringan tidak sampai membahayakan,” sambung Aini.

Bahkan antibodi protektif ini bisa mematikan virus Corona yang masuk ke tubuh. (ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Fitra Herdianariestianto

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co JATIM