GenPI.co Jatim - Oknum guru sekolah menengah pertama negeri (SMPN) di Kota Surabaya diduga memukul siswa di depan kelas.
Aksi tersebut terekam dalam sebuah video yang tersebar melalui WhatsApp. Pemkot Surabaya pun bereaksi atas kejadian tersebut.
Dinas Pendidikan Surabaya hingga Wali Kota Eri Cahyadi angkat bicara. Berikut ini fakta tentang dugaan kekeresan yang dilakukan oknum guru tersebut.
1. Diduga juga mengucapkan kata kasar
Dalam video tersebut terlihat oknum guru laki-laki juga mengucapkan kata-kata yang tidak pantas sebelum akhirnya melakukan pemukulan.
2. Kejadian di SMPN 49 Surabaya
Kejadian dugaan kekerasan terhadap anak didik tersebut berlangsung di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 49 Surabaya.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi pun langsung menuju ke SMPN 49 Surabaya untuk memberikan pengarahan.
"Saya tidak ingin kejadian ini terulang lagi di Surabaya karena guru ini adalah orang tua maka otomatis ngemonge (membimbingnya) harus dengan kasih sayang," kata Eri.
3. Guru olahraga
Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Yusuf Masruh membenarkan bahwa oknum guru tersebut merupakan aparatur sipil negara (ASN).
"Iya betul guru olahraga, terkait sanksi kita sesuaikan dengan peraturan yang berlaku. Hal ini menjadi pembelajaran bahwa kita ini adalah figur, saya inginnya guru itu punya kenangan yang bagus bagi siswa," katanya.
4. Dispendik dan minta maaf
Kepala Dispendik Kota Surabaya Yusuf Masruh langsung meminta maaf atas beredarnya dugaan kekerasan tersebut. Oknum guru juga diketahui telah meminta maaf kepada siswa sebelum video beredar luas.
5. Inspektorat akan periksa oknum guru
Terkait sanksi, Eri Cahyadi menyebut akan ada pemeriksaan dari Inspektorat Surabaya.
Sementara Dispendik Yusuf Masruh mengatakan, pihaknya akan mengikuti peraturan yang berlaku.
4. Wali kota pastikan kejadian tidak terulang
Eri Cahyadi memastikan kejadian tersebut tidak akan terulang kembali. Bila masih ada, oknum guru tersebut akan berhadapan dengannya langsung.
"InsyaAllah tidak ada maksud guru ini sampai berlebihan, kadang ada capeknya. Maka, saya minta tolong dan saya titip menjaga anak-anak didik kita di sekolah, karena mereka adalah calon pemimpin bangsa di masa depan," kata dia.
5. DPRD Surabaya minta ada pendampingan
Wakil Ketua DPRD Surabaya Reni Astuti meminta ada pendampingan dan jangan sampai terjadi trauma psikis.
"Anak ini harus dilindungi jangan sampai ada trauma dan psikis, harus didampingi. Siswa lain yang ada di kelas itu juga harus mendapat pendampingan agar tidak menimbulkan trauma," katanya.
Dia juga meminta dinas terkait mengecek latar belakang guru yang memukul kepala siswanya itu.
"Apa ada problem di rumahnya atau sebagainya itu harus cari tahu agar bisa menjadi bahan evaluasi dan pembinaan bagi Dispendik secara keseluruhan untuk semua tenaga pendidik di Surabaya. Apapun alasannya, jelas itu salah. UU pun melarang. Kemudian anak itu punya hak dilindungi, jangankan fisik, verbal saja tidak boleh," katanya.
6. Wali kota sebut ada pengaruh pembelajaran daring
Eri tak menampik, kejadian ini merupakan salah satu dampak dari pembelajaran via daring yang hampir dua tahun dilakukan. Semangat para guru dan murid menjadi berkurang.
"Kalau terlalu lama daring itu iya begini dampaknya. Maka, kalau PTM seperti ini harus disiplin untuk meningkatkan akhlak masing-masing anak," katanya.
Pihaknya mengungkapkan, setiap guru mempunyai tugas meningkatkan akhlak setiap anak didiknya dan harus bisa mencegah anak-anak didiknya dari hal-hal buruk. Seperti, narkoba dan pergaulan bebas.
"Ini tidak bisa diajarkan di mata pelajaran, tapi harus melakukan pendekatan dari hati ke hati agar menciptakan akhlakul karimah pada anak. Jadi 30 menit terakhir usai pelajaran, akan ada tambahan pelajaran non formal soal ini," katanya. (Ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News