
GenPI.co Jatim - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan sektor perdagangan Jawa Timur tumbuh sebesar 7,83 persen di tahun 2021. Jumlah itu lebih baik jika dibandingkan pertumbuhan nasional sebesar 4,65 persen.
Capain Provinsi Jawa Timur juga menjadi yang terbesar se-Pulau Jawa.
Berputaran roda perdagangan ini juga memberi dampak pada bidang ekonomi lainnya.
BACA JUGA: Harga Naik, Pedagang Kedelai di Surabaya Hanya Bisa Pasrah
Menurutnya, pertumbuhan persentase perdagangan ini juga merupakan dampak dari letak geografis Jawa Timur yang strategis, yakni sebagai pintu masuk kawasan Timur Indonesia.
"Letak Jatim sangat strategis karena berada di tengah-tengah arus distribusi barang dan jasa dan merupakan penghubung perdagangan bagi Indonesia Timur," kata Khofifah di Gedung Negara Grahadi tertulis, Kota Surabaya, Kamis (17/2).
BACA JUGA: Warga Surabaya Bersiap, Tempe dan Tahu Bakal Hilang dari Pasaran
Neraca perdagangan barang dan jasa merupakan salah satu hal utama guna membentuk struktur Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Timur mencapai surplus Rp151,94 triliun pada 2021.
Surplus tersebut berasal dari selisih antara neraca perdagangan luar negeri sebesar Rp84,17 triliun dan neraca perdagangan antar daerah sebesar Rp236,11 triliun.
BACA JUGA: Perajin Tempe Pusing Tujuh Keliling, Pemasukan Semakin Menipis
Neraca perdagangan antar daerah tahun lalu jadi yang tertinggi dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News