
GenPI.co Jatim - Duck syndrome merupakan kondisi ketika seseorang terlihat baik-baik saja di depan khalayak ramai, padahal dalam dirinya sedang bergejolak.
Pakar Psikologi Unair Margaretha Rehulina mengungkapkan, sebenarnya istilah duck syndrome tidak digunakan untuk diagnosa klinis.
Istilah tersebut digunakan dalam terminologi untuk menjelaskan suatu fenomena populer.
Margaretha menjelaskan, duck syndrome biasanya terjadi pada milienial yang sedang berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Ini akan menjadi masalah apabila yang ditampilkan berbeda dengan sebenarnya.
BACA JUGA: Minat Milenial Berinvestasi Saham di Malang Semakin Banyak
Dosen Fakultas Psikologi Unair itu membagi duck syondrome dalam tiga jenis.
1. Menipu diri demi terlihat sukses
BACA JUGA: Keren, Mahasiswa UMM Ciptakan Aplikasi untuk Down Syndrome
Biasanya, orang dengan tipe ini akan memerlihatkan kehidupan yang glamor, sukses dan bahagia di media sosial. Padahal yang terjadi sebenarnya sebaliknya. Orang tersebut harus berutang atau bekerja sangat keras.
Margaretha menyarankan untuk lebih jujur menerima diri sendiri. Bersyukur menerima keadaan adalah jalan terbaik. “Poinnya adalah menerima diri sendiri agar bisa menjadi pribadi yang otentik,” ujarnya mengutip laman resmi Unair, Selasa (25/1).
BACA JUGA: Keren! 2.000 Petani Milenial Lahir di Malang
2. Struggle alone
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News