
GenPI.co Jatim - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Kediri melaporkan jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) sejak Januari hingga Februari 2022 yang mencapai 49 kasus yang mayoritas anak usia 17 tahun ke bawah.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri dr. Fauzan Adima mengemukakan, DBD merupakan penyakit infeksi yang disebabkan virus dengue dan ditularkan nyamuk aedes aegypti.
"Sama dengan penyakit virus lainnya. Kalau penyakit virus itu sifatnya bisa sembuh sendiri. Kalau DBD bahayanya bisa terjadi pendarahan nanti kekurangan cairan sehingga harus diinfus," kata Fauzan, Senin (28/2).
BACA JUGA: Gangguan Listrik di Madura, Khofifah: Semoga Segera Teratasi
Dia mengungkapkan ciri khas yang dapat ditemui pada kasus DBD, yakni pasien akan mengalami demam tinggi serta terjadi pendarahan, yang dapat terjadi di dalam kulit seperti bintik-bintik merah.
Selain itu pendarahan pada kasus DBD juga keluar dari tubuh, seperti gusi maupun hidung yang berdarah.
BACA JUGA: Prakiraan Cuaca Jawa Timur, Hujan Mulai Siang Hingga Malam
"Virus ini menyerang trombosit yang berfungsi mencegah pendarahan. Kalau diserang maka pembuluh darah pecah sehingga terjadi pendarahan," katanya.
Sebagai langkah pencegahan, Dinkes Kota Kediri intensif melakukan sosialisasi kepada masyarakat, serta mengimbau untuk senantiasa menjaga kebersihan lingkungan, melalui 3M
BACA JUGA: Partai NasDem Putuskan Tak Gelar Konvensi, Simak Alasannya
"Fogging itu dilaksanakan berdasarkan kasusnya, kalau ada kasus di suatu wilayah kami lakukan penyelidikan epidemiologi (PE) terlebih dahulu. Kalau terbukti ada nyamuk dewasa baru kita lakukan fogging, tapi kalau tidak ada kasusnya ya tidak kita lakukan," kata dia.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News