
"Selama ini Pandu ketika hendak layar (tugas di kapal selam) selalu pamit dan izin menelpon kepada ibunya," ujar Wahyudi, Minggu (25/4).
Semula, pada Rabu (21/4) menjelang subuh, KRI Nanggala-402 dikabarkan hilang kontak, sesaat setelah kapal selam buatan Jerman, itu, meminta izin menyelam dan melakukan penembakan torpedo.
BACA JUGA: Dosen UK Petra Kenalkan Eco Print ke Warga Nginden, Surabaya
Pada hari ini, Minggu (25/4), setelah dilaksanakan operasi SAR di sekitar titik lokasi tenggelam ditemukan kapal pecah dan terbelah menjadi tiga bagian.
Sehingga, KRI Nanggala-402 dinyatakan tenggelam dan 53 awak kapal dinyatakan gugur. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News