Klaim Kekebalan Komunal, Epidemiologi Ungkap Fakta Mengejutkan

Klaim Kekebalan Komunal, Epidemiologi Ungkap Fakta Mengejutkan - GenPI.co JATIM
Ahli Epidemiologi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Dr Windhu Purnomo. (ANTARA Jatim/HO/WI)

Ketiga, durasi titer antibodi di dalam tubuh pascavaksinasi dua dosis. Titer antibodi ini mempengaruhi kekebalan Komunal. Semakin cepat titer antibodi turun, maka sulit mencapai kekebalan komunal.

"Secara teoritik dari hitungan epidemiologis jika melihat efikasi vaksin dan varian Delta yang beredar, untuk Indonesia sangat sulit kekebalan komunal dicapai, nyaris tidak akan pernah tercapai," katanya.

Whindu lebih menekankan tes, lacak dan isolasi yang harus masif digalakkan. Menurutnya strategi tersebut tidak bisa tergantikan. 

"Pelacakan harus mencapai rasio 1:15 (standar Kemenkes RI), syukur-syukur bisa 1:30 (standar WHO), dan tes bisa mencapai 10-20 kali batas minimum WHO yang 1/1.000 jumlah penduduk per minggu. Di samping itu prokes di masyarakat harus mendekati 100," bebernya. 

BACA JUGA: Gunakan 3 Bahan Alami ini, Rambut Rontok Enyah!

Jika hal itu, kata dia, dilakukan dengan baik, maka pandemi di Indonesia akan lekas terkendali.

Gubernur Khofifah mengatakan, Kota Mojokerto sudah melampaui 70 persen. Kemudian Surabaya juga menuju ke kekebalan komunal, karena per Jumat (6/8) sudah 69,8 persen. (ant/*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya