ITS Surabaya Ciptakan Alat Pendeteksi Covid-19 Lewat Batuk

ITS Surabaya Ciptakan Alat Pendeteksi Covid-19 Lewat Batuk - GenPI.co JATIM
Rektor ITS Prof. Mochamad Ashari MEng (kiri) didampingi jajaran pimpinan ITS mendengarkan penjelasan sistem kerja alat oleh Dr Dhany Arifianto. (kanan). Foto: its.ac.id.

GenPI.co Jatim - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya terus berinovasi. Tim gabungan membuat alat diagnosis kesehatan bernama elBicare Cough Analyzer. 

Alat tersebut diklaim mampu memetakan penyakit menular Covid-19 melalui batuk berdasarkan suara paru-paru.

“Inovasi ini tak hanya dikembangkan untuk menangani pandemi saat ini, namun juga ditujukan untuk penyakit pernapasan yang menular lainnya,” ujar ketua tim Dr Dhany Arifianto mengutip laman resmi ITS, Selasa (18/1). 

BACA JUGA:  ITS Selesaikan Alat Pelacak Sinyal EEG untuk Penderita Stroke

Dia menjelaskan, elBicare Cough Analyzer menggunakan mikrofon bersensor tipis dan kecil yang berfungsi menangkap suara batuk. Kemudian, suara tersebut dianalisis apakah batuk atau bukan sesuai algoritma alat yang telah dirangkai tim peneliti. 

“Daya jangkau tangkapan suara oleh alat ini mencapai 10 meter,” kata pria yang juga menjabat Kepala Pusat Penelitian Internet of Things dan Teknologi Pertahanan ITS tersebut. 

BACA JUGA:  Mahasiswa ITS Surabaya Gagas Bahan Bakar Sintetis

Melalui alat tersebut, suara batuk diklasifikasikan lagi ke dalam dua kategori, yaitu batuk yang terindikasi Covid-19 dan bukan. Selanjutnya, batuk yang tergolong non Covid-19 digolongkan lagi penyebabnya, normal, gejala tuberkulosis (TBC), bronkitis, atau lainnya. 

“Pengelompokan ini didasarkan pada penyesuaian frekuensi, amplitudo, dan komponen harmonik suara paru-paru,” kata dia. 

BACA JUGA:  ImmersITS, Modul Belajar Asik Melalui VR Ciptaan ITS Surabaya

Data pengelompokan batuk yang tergolong dikelompokkan non Covid-19 diteliti Tim dari mandiri, yang terdiri dari tiga mahasiswa ITS jenjang sarjana (S-1), dua mahasiswa ITS jenjang magister (S-2), dan tiga orang dokter (salah satunya spesialis paru) dari Universitas Airlangga (Unair).

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya