Hukum Tradisi Sungkeman Saat Lebaran

Hukum Tradisi Sungkeman Saat Lebaran - GenPI.co JATIM
Ilustrasi - Hukum Sungkeman menurut Islam. (Foto: Envato/Garakta-Studio).

GenPI.co Jatim - Banyak hal yang berbeda antara tradisi umat Islam di belahan dunia, termasuk saat memasuki Idulfitri.

Kebiasaan merayakan Idulfitri di negara tertentu ternyata tidak ditemukan di kawasan lain, termasuk sungkeman atau silahturahmi meminta maaf ke anggota keluarga dan kerabat.

Seperti diketahui, Lebaran adalah momen untuk saling memaafkan, bersilahturahmi dengan keluarga, rekan-rekan dan segenap orang yang dikenal.

BACA JUGA:  Hukum Menikahi Saudara Tiri Menurut Islam

Salah satu tradisi yang tidak bisa dilepaskan saat Lebaran adalah sungkem atau sungkeman.

Tradisi ini biasanya dilakukan oleh anak ke orangtua atau keluarga yang lebih tua untuk menunjukkan tanda bukti dan rasa terima kasih atas bimbingan dari lahir sampai dewasa.

BACA JUGA:  Ekonom Unair Sarankan Bijak Belanjakan THR, Mending Investasi

Melansir dari laman Jatim.nu.or.id yang dipublikasikan pada Minggu (8/5) dijelaskan, setidaknya sungkeman bisa ditinjau dari dua sisi. Pertama hukum asal, kedua dari sudut pandang tradisi.

Sisi pertama, sudut pandang hukum asal, sungkeman sama sekali tidak bertentangan dengan syariat. Posisi jongkok sambil cium tangan merupakan ekspresi memuliakan orang yang lebih tua.

BACA JUGA:  3 Cara Menyimpan Pakaian Kotor Saat Mudik, Mudah dan Praktis

Kemudian, syariat tidak melarang mengagungkan manusia selama tidak dilakukan dengan gerakan yang menyerupai bentuk takzim kepada Allah, seperti sujud dan ruku.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya