
Daryono menyebut gempa yang terjadi di lepas pantai Malang bagian Selatan itu tak berpotensi sunami. Gempat tidak cukup kuat mengganggu kolom air laut, dan mekanisme sumber gempa ini berupa pergerakan sesar naik (thrust fault).
"Ini sebenarnya sensitif terhadap potensi tsunami, namun patut disyukuri bahwa gempa ini berada di kedalaman menengah dan dengan magnitudo 6,1, sehingga tidak cukup kuat untuk mengganggu kolom air laut," imbuhnya.
3. Memiliki tingkat kerusakan cukup tinggi
Secara teoritis, gempa di Malang termasuk gempa menengah di Zona Beniof. Yakni deformasi atau patahan batuan yang terjadi berada pada slab lempeng Indo-Australia yang menunjam, dan tersubduksi menukik ke bawah Lempeng Eurasia di bawah lepas pantai selatan Malang.
Pun demikian, aktivitas gempa ini memiliki daya rusak yang cukup lumayan. BMKG mengklasifikasikan dalam skala intensitas skala V-VI MMI (Sebagian besar dinding bangunan permanen roboh. Struktur bangunan mengalami kerusakan berat. Rel kereta api melengkung).
Dengan spektrum guncangan yang luas hingga Banjarnegara di barat dan Bali di timur.
3. Tiga kali gempa susulan
BMKG mengungkatkan terjadi gempa susulan sebanyak tiga kali, pasca guncangan pertama.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News