
Produk yang dihasilkan harus lebih baik, lebih cepat proses produksinya, lebih kompetitif dari segi harga, dan bisa diterima konsumen tepat waktu dengan biaya distribusi yang rendah.
“Beragam metode telah dikembangkan untuk mencari solusi dari masalah optimasi. Metode umum yang dipakai adalah metode berbasis pemodelan matematika seperti min–max dynamic programming dan non-integer linear optimization problems,” lanjutnya.
Keseluruhan metode kecerdasan buatan ini bisa diterapkan secara terintegrasi untuk menghasilkan solusi terbaik bagi industri manufaktur dengan menurunkan biaya produksi dan distribusi.
BACA JUGA: Universitas Brawijaya Malang Punya Guru Besar Baru
Kekurangan dari model terintegrasi ini adalah memerlukan uji coba pendahuluan yang cukup memakan waktu untuk menentukan nilai parameter terbaik dari masing metode-metode untuk menghasilkan solusi optimal.
Dalam paparannya ini Wayan fokus pada penerapan jaringan syaraf tiruan dan evolutionary computation sebagai bagian dari metode kecerdasan buatan untuk penyelesaian masalah optimasi di industri. (*)
BACA JUGA: Universitas Brawijaya Banyak Peminat SNMPTN 2022, ini Jumlahnya
Simak video berikut ini:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News