Duo Etnicholic Launching Album Terbaru, Punya Makna Mendalam

Duo Etnicholic Launching Album Terbaru, Punya Makna Mendalam - GenPI.co JATIM
Duo Etnicholic yang meluncurkan album mereka bertajuk ‘Nandur Kamulyan’. (Foto: M. Ubaidillah/GenPI.co Jatim).

Dengan semangat membangun ekosistem kreatif berbasis musik melalui eksplorasi bunyi serta pendekatan seni dan tradisi kebudayaan multikultural, musisi yang digawangi oleh lima personil ini ingin terlibat aktif untuk menyuarakan nilai-nilai kebaikan, budi pekerti, toleransi, hidup rukun, kesadaran nasionalisme, dan kesetiakawanan sosial melalui lirik-lirik lagu yang telah diciptakan.

Melalui lirik-lirik lagu yang telah diciptakan dengan mengadopsi komposisi instrument musik dari berbagai daerah di Indonesia dan berkolaborasi bersama seniman-seniman lintas daerah bahkan mancanegara.

Saat penggarapan album tersebut, telah diawali dengan kesepakatan terkait tema nada dan cerita untuk kemudian direspons oleh masing-masing pemain instrumen dan vokalis.

BACA JUGA:  Megengan Show, Tradisi Sambut Ramadan di Trenggalek

Album ini ingin menunjukan bahwa berbagai jenis komposisi musik (multikultural) dapat menjadi harmoni yang indah ketika dapat dibunyikan dengan baik dan dapat menjadi sarana menyuarakan hal baik.

Saat peluncuran album, banyak mendapatkan respons positif dari Pemerhati Seni Ramdan Malik.

BACA JUGA:  Seniman Lintu Usul Ada Museum Batik, Gubernur Jatim Beri Respons

"Kami ingin menawarkan musik perjumpaan di tengah efek domino politik praktis yang mencabik-cabik keragaman kami dengan ajakan vibrasi positif dan produktif," lanjutnya.

"Sementara untuk album edan untuk bangsa, negeri, bumi, serta cinta, sebuah medium percakapan lintas budaya dengan menghomati tradisi masing-masing," imbuhnya.

BACA JUGA:  Omah Mikir Prambudi, Wadah Promosi Karya Seniman Kota Batu

Sementara itu, dalam lagu 'Mata Hati Mata Air', lead vocal Anggar berkolaborasi dengan Trie Utami menyanyikan sebuah lagu yang menembangkan ketamakan industri ekstraktif yang memperkosa ibu bumi, sebuah lirik yang diciptakan oleh Ganecha Yudhistira dan Fajaria Menur, pasangan suami istri pembakti kampung di Kalimantan Timur dengan alunan alat musik lalove yang dibawakan oleh Yayan Kololio.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya