Megengan, Tradisi Penuh Makna Jelang Ramadan

Megengan, Tradisi Penuh Makna Jelang Ramadan - GenPI.co JATIM
Ilustrasi kue apam. (Foto: Fitra/GenPI)

GenPI.co Jatim - Menjelang datangnya bulan suci Ramadan, masyarakat Jawa khususnya melakukan tradisi megengan, sebagai wujud syukur karena kembali dipertemukan dengan bulan yang mulia.

Tradisi megengan ini juga dilakukan oleh masyarakat di Kabupaten Magetan, Jawa Timur.

Mengutip situs Pemkab Magetan, megengan biasanya disimbolkan dengan nasi berkat (nasi kotak atau semacamnya, red) atau makanan yang dibuat oleh warga.

BACA JUGA:  Gandeng Komunitas, Polres Lumajang Punya Cara Unik Ingatkan Warga

Makanan tersebut lalu dibagikan kepada orang-orang yang tinggal disekelilingnya, maknanya sebagai bentuk syukur, berbagi rezeki kepada sesama.

Megengan juga salah satu cara masyarakat meminta maaf sebelum menjalankan ibadah puasa di bulan suci Ramadan yang disimbolkan dengan kue apam.

BACA JUGA:  Ikut Masterchef, Olivia Mengaku Awalnya Tidak Percaya Diri

Kue apam dalam acara megengan memiliki makna tersendiri, dimana istilah apam diambil dari kata ngafwan atau ngafwun yang berarti permohonan maaf.

Selain berbagi rezeki dan meminta maaf kepada orang-orang disekeliling, masyarakat juga melakukan aktivitas nyekar atau ziarah kubur ke sanak saudara yang sudah mendahului.

BACA JUGA:  Tiket Kereta Api untuk Idul Fitri Sudah Bisa Dipesan, Buruan Cek!

Sama halnya seperti ziarah kubur pada umumnya, masyarakat mendoakan keluarga yang telah meninggal dunia dan diakhiri menaburkan bunga.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya