
GenPI.co Jatim - Dosen Fakultas Sains dan Teknologi Unair Nurina Fitriani menyebut, pemerintah harus melakukan pengelolaan yang tepat untuk meminimalisir potensi krisis air di IKN atau Ibu Kota Negara Penajam Paser Utara.
Dia menilai, sumber air bersih bisa didapatkan dengan beberapa cara, seperti pengolahan air permukaan, air hujan, bahkan air laut.
Curah hujan tahunan di wilayah IKN tergolong tinggi mencapai 2.223 milimeter. Ketersedian air permukaan baik itu sungai, embung, maupun waduk terbilang yang cukup banyak.
BACA JUGA: RUU IKN Disahkan, Surabaya Disebut Bakal Punya Peran Penting
Pun demikian, Nurina tetap mengingatkan adanya potensi krisis air di IKN. Mengingat kondisi geografi yang mayoritas tanahnya merupakan lahan gambut.
Hal lain, yakni terkait banyaknya industri ekstraktif yang menyebabkan sumber air tak layak konsumsi.
BACA JUGA: Pemerintah Harus Pertimbangkan ini Sebelum Pindahkan Ibu Kota
Dirinya berharap, pengembangan wilayah IKN harus mengacu pada tiga konsep di dalam UU Nomor 3/2022, yakni kota hutan, kota spons, dan kota cerdas.
"Karena solusi permasalahan air ini ada pada dua dari tiga konsep pengembangan IKN, yakni kota hutan dan kota spons," kata Nurina, Selasa (26/4).
BACA JUGA: Pendaftar SBMPTN Unair Naik 13 Persen, Ada 3 Tahapan Seleksi
Nurina menambahkan, cadangan air dalam tanah tidak terlepas dari adanya hutan. Hal itu terjadi karena hutan merupakan regulator dalam sistem hidrologi.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News