
GenPI.co Jatim - Koordinator Program Studi Magister Ekonomi Kesehatan Kesehatan Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga (Unair) Dr Ni Made Sukartini menyebut, wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak mampu berdampak bagi beragam sektor kegiatan, seperti ekonomi dan pendidikan.
Dia mencontohkan, seperti halnya masyarakat di desa yang biasanya memiliki hewan ternak, sebagai salah satu modal untuk memenuhi kebutuhannya.
"Kalau kami lihat masyarakat di desa, mereka biasanya memiliki hewan ternak untuk kebutuhan biaya pendidikan anaknya kelak," Rabu (1/6).
BACA JUGA: 2 Kandidat Calon Tuan Rumah Porprov Jatim 2024
Merebaknya PMK, akan membuat proses penjualan hewan ternak terganggu.
Hal itu akan berdampak pada munculnya angka putus sekolah, lantaran imbas pada faktor ekonomi yang ditimbulkan.
BACA JUGA: Jelang Idul Adha, Gubernur Jatim Beri Instruksi Penting Wabah PMK
"Padahal, nilai jual hewan ternak bisa sampai puluhan juta sehingga diharapkan akan cukup untuk membiayai," lanjutnya.
Di sisi lain, Sukartini menyebut, pelaksanaan hari raya Idul Adha bakal turut terganggu. Artinya, saat produksi hewan kurban tidak berjalan lancar, sedangkan permintaan tinggi, hal itu akan berpengaruh pada harga di pasaran.
BACA JUGA: Jawa Timur Diguncang Gempa Bumi di 2 Daerah ini
“Kalau produksi hewan kurban ini tidak berjalan lancar, maka kebutuhan juga akan terhambat," terangnya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News