
"Kendati demikian, kami semua tetap menaruh harapan besar pada Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) agar bisa tuntas akseleratif memberantas mafia minyak goreng, mafia sembako, dan mafia ekspor impor," ungkapnya.
Meskipun, dia menyebut, posisi yang diemban Menteri Zulhas akan menjadi menjadi ujian berat pada kepentingan oligarki perdagangan nasional dan global.
"Krisis pangan dan energi di tengah resesi ekonomi global dan dampak perang Rusia-Ukraina niscaya sangat mempengaruhi performa tata kelola perdagangan Indonesia ke depan," ujarnya.
BACA JUGA: Pengamat Politik UB Ikut Berkomentar Reshuffle Menteri
Iqbal juga memandang, pemiihan Zulkifli Hasan jauh lebih menonjol karena terkesan memberi hadiah PAN dengan posisi di kabinet.
Dia menghubungkannya dengan manuver Koalisi Indonesia Bersatu (PAN, Golkar, dan PPP) nanti lebih akseleratif.
BACA JUGA: Jokowi Luncurkan Defend ID, Surabaya Kota Industri Pertahanan
"Terbentuknya Koalisi Indonesia Bersatu lebih merupakan sekoci yang direstui Presiden Jokowi untuk menyiapkan capres pengganti Jokowi, apakah pasangan Ganjar Pranowo-Erick Thohir atau entah lainnya," katanya.
Sementara itu, terkait dengan penunjukan Menteri Hadi Tjahjanto dan Wamen Raja Juli di sektor Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional sejati-nya dinilainya sarat kepentingan ekonomi politik.
BACA JUGA: Jokowi ke Pasar Tambahrejo Surabaya Usai dari Sumenep
Dosen FISIP Unej itu mengungkapkan, pelaksanaan UU Cipta Kerja khususnya terkait bank tanah dan hak pengelolaan lahan masih menyisakan aneka persoalan.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News