Pesilat Terlibat Pengeroyokan di Sidoarjo, ini Kronologinya

Pesilat Terlibat Pengeroyokan di Sidoarjo, ini Kronologinya - GenPI.co JATIM
Petugas Satreskrim Polresta Sidoarjo menunjukkan barang bukti dan pelaku pengeroyokan, Kamis (11/8) (ANTARA/HO-Polresta Sidoarjo)

GenPI.co Jatim - Pengeroyokan yang melibatkan perguruan silat terjadi di Sidoarjo. Belasan orang diamankan Polresta Sidoarjo.

Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol Kusumo Wahyu Bintoro mengatakan, motif pegeroyokan tersebut akibat perseteruan antarperguruan silat.

Peristiwa pengeroyokan bermula di Jalan Raya Ponti pada Minggu (7/8) malam.

BACA JUGA:  Ketua PBNU Soroti Aksi Oknum Pesilat di Malang, Pesannya Keras

Korban, yakni ANF yang saat itu sedang menutup warung didatangi sekelompok pemuda tak dikenal dari perguruan silat KS. Segerombolan pemuda tersebut mengendarai 10 sepeda motor berboncengan.

“Sebagian dari mereka menghampiri korban ANF karena dianggap salah satu anggota perguruan silat PSHT dari kaos yang dipakai dan langsung melakukan pemukulan terhadap korban," ujarnya, Kamis (11/8).

Pelaku ini melakukan pegeroyokan dengan menggunakan tangan kosong, ruyung dan ada yang memakai sebilah bambu. Korban ANF teruka pada pelipis kanan, lengan tangan kanan dan punggung.

BACA JUGA:  Heboh Tawuran Warga vs Perguruan Silat, Polisi Lakukan ini

Kejadian tersebut kemudian menyebar di media sosial, sehingga memantik sejumlah pemuda dari kelompok PSHT dan PSHW untuk bergerak mencari anggota perguruan KS.

Seklompok pemuda tersebut mencari hingga ke kawasan Museum Mpu Tantular. Di tempat tersebut, beberapa pemuda yang diduga dari perguruan KS dan pelaku pengeroyokan ANF sedang berada di warung kopi.

BACA JUGA:  Sidoarjo Bakal Punya Faskes Setara RSUD Dr Soetomo

Delapan pemuda PSHT dan PSHW kemudian menghampiri dua pemuda yang diketahui berinisial FAP dan FDS.

Keduanya dikeroyok meskipun dari hasil pemeriksaan polisi korban FAP dan FDS adalah anggota dari PSHT.

Korban FAP luka memar di wajah dan robek pada kaki kiri akibat senjata tajam. Sementara itu, Korban FDS mengalami luka pada kepala bagian belakang hingga pingsan.

“Ada delapan pemuda yang kami tangkap di lokasi kedua (Museum Mpu Tantular) dan empat pemuda kami tangkap di lokasi pertama (Jalan Raya Ponti)," kata Wahyu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya