
Kemudian lanjut Deni, pihak lainnya mempunyai visi dengan track record masa lalu.
"Tapi Budiman menutup mata dan tidak gentle, watak yang pernah saya benar-benar rasakan ketika berinteraksi dengan dia jelang Pemilu 2019," bebernya.
Deni berlaga sebagai caleg DPRD Jatim Dapil Jatim IX, meliputi Pacitan, Ponorogo, Trenggalek, Ngawi, Magetan.
BACA JUGA: 97 Siswa SMK di Surabaya Mengungsi, Dampak Kasus Sengketa Sekolah
Sementara Budiman maju sebagai caleg DPR RI di Dapil Jatim VII, meliputi Ponorogo, Trenggalek, Magetan, Ngawi, dan Pacitan. Bedanya, Budiman tak mampu merebut hati rakyat sehingga gagal lolos ke DPR RI.
"Saya cukup faham bagaimana Mas Budiman, karena hampir setahun berinteraksi penuh selama proses kampanye Pemilu tahun 2019 dulu," kata Deni.
BACA JUGA: Volume Trade Finance BRI Capai Rp341 Triliun
Dia menambahkan, aksi Budiman yang playing victim untuk menuai simpati publik. Tetapi publik kini Saudah cerdas karena setiap pilihan politik tentu membawa konsekuensi.
"Publik juga menyesalkan Budiman membawa narasi sebagai seorang nasionalis-Soekarnois mendukung kubu tertentu," jelasnya.
BACA JUGA: Innalillahi, Seorang Pendaki Asal Deli Serdang Meninggal di Gunung Arjuno
Apalagi, lanjut Deni, Budiman adalah aktivis yang dulu dikenal idealis dan menentang kesewenang-wenangan Orde Baru. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News