GenPI.co 
Jatim.GenPI.co - Pemkab Ngawi menargetkan jumlah desa yang rawan mengalami krisis air bersih saat musim kemarau dapat berkurang.
Hal tersebut seiring dengan pelaksanaan program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas).
Wakil Bupati Ngawi Dwi Rianto Jatmiko mengatakan berdasarkan pemetaan BPBD, wilayah Ngawi yang mengalami kekeringan tahun lalu mencapai 56 desa.
BACA JUGA: PTM di SMPN 6 Surabaya Bakal Berlangsung, ini Alur Simulasinya
"Dari jumlah tersebut, tahun ini ditargetkan jumlah desa yang rawan mengalami kekeringan dapat ditekan menjadi 40 desa," ujar Dwi Rianto Jatmiko, Senin (6/9) kemarin.
Menurutnya, dengan bantuan Pamsimas, desa yang semula rawan kekeringan tidak termasuk lagi. Di antaranya daerah Mbuan, Kecamatan Bringin, utamanya di Desa Kenongorejo. Kemudian sejumlah desa di wilayah Kecamatan Gemarang.
BACA JUGA: Surabaya Harus Perhatikan Saran Pakar, jika Ingin Turun Level 1
"Selain itu juga beberapa desa di Kecamatan Karanganyar yang sudah lepas dari kekeringan seiring dengan masuknya program Pamsimas, baik dari pusat, provinsi, kabupaten, maupun dana desa," katanya.
BPBD Ngawi mencatat, krisis air bersih di sana cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Seusai data pada 2018 tercatat 30 desa mengalami kekeringan. Pada 2019 naik menjadi kisaran 45-48 desa, dan tahun 2020 sekitar 56 desa.
BACA JUGA: Naik Penyidikan, Siapa Tersangka di Honor Pemakaman Covid Jember
Puluhan desa itu mayoritas berada di wilayah pegunungan kapur, seperti Kecamatan Karanganyar, Karangjati, dan Bringin.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
