
وَثَبَتَ عَنْ أَبِيْ بَكْرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّهُ أَكَلَ شُبْهَةً غَيْرَ عَالِمٍ بِهَا، فَلَمَّا عَلِمَهَا أَدْخَلَ يَدَهُ فِيْ فِيْهِ فَتَقَيَّأَهَا
“Terdapat keterangan dari Sahabat Abu Bakar bahwa beliau pernah mengonsumsi makanan syubhat yang tidak ia ketahui. Ketika beliau mengetahui bahwa makanan tersebut syubhat, beliau memasukkan tangan ke dalam mulutnya lalu berusaha memutahkan makanan itu” (Musthafa Bagha dan Muhyiddin Mistu, al-Wafi Syarh Arba’in an-Nawawi, hal. 38).
Kisah tersebut kiranya dapat diambil pelajaran tentang bahaya mengonsumsi makanan syubhat serta kehati-hatian Sayyidina Abu Bakar dalam menyaring makanan yang masuk ke perutnya.
BACA JUGA: Sering Disepelekan, Ciplukan Dapat Jaga Mata dari Diabetes
Nah, apabila pada makanan syubhat saja wujud kehati-hatian beliau sampai demikian, apalagi pada perkara yang haram.
Masih mengutip dari islam.nu.or.id, hal pertama yang harus dilakukan bagi orang yang pernah mengonsumsi makanan haram adalah bertaubat. Syarat-syarat taubat secara lugas dijelaskan dalam kitab Al-Adzkar An-Nawawiyah berikut:
BACA JUGA: Resep Masket Alami Wajah untuk Kulit Berminyak, Dijamin Ambrol
1. Menyudahi perbuatan dosa saat itu juga
2. Menyesalinya
BACA JUGA: 5 Tips Sembuhkan Sapi Terpapar PMK dari Ahli, Ternyata Tak Sulit
3. Bertekad untuk tidak mengulanginya lagi
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News