Soal Penendang Sesajen Semeru, Tanggapan Dosen UB Malang Menohok

Soal Penendang Sesajen Semeru, Tanggapan Dosen UB Malang Menohok - GenPI.co JATIM
Akhmad Muwafik Saleh Dosen Ilmu Komunikasi FISIP UB (Foto: Humas FISIP UB)

GenPI.co Jatim - Kejadian penendangan sesajen di Semeru menjadi sorotan berbagai pihak. Berbagai komentar muncul dari kalangan masyarakat, termasuk dosen Ilmu Komunikasi Universitas Brawijaya (UB) Malang, Akhmad Muwafik Saleh.

Dia menyebut secara pendekatan komunikasi dakwah, aksi itu kurang tepat dan jauh dari sikap bijaksana.

Mantan Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan itu menilai, kejadian viral sesajen yang ditendang di kawasan erupsi Gunung Semeru tak mencerminkan kegiatan dakwah yang pernah dilakukan Wali Songo.

BACA JUGA:  Penendang Sesajen di Lokasi Erupsi Semeru Akhirnya Ditangkap

“Dari sinilah kita kemudian memahami mengapa dakwah Wali Songo lebih mengedepankan sikap toleransi atas keberagaman keyakinan masyarakat Jawa saat itu,” ucapnya, Jumat (14/1).

Wali Songo saat itu, kata Muwafik, tidak menyalahkan dan membumihanguskan keyakinan yang telah kokoh tumbuh di tengah masyarakat.

BACA JUGA:  Video Tendang Sesajen, PWNU Jawa Timur: Jaga Kerukunan

“Dia juga tidak melakukan akrobasi tendangan sesajen seperti yang viral saat ini,” kata pria yang juga pengasuh Ponpes Mahasiswa Tanwir Al Afkar itu.

Muwafik tidak membayangkan jika dulu Wali Songo juga membuang sesajen yang sudah menjadi kebiasaan atau budaya saat itu. Tentu yang muncul adalah penolakan terhadap Agama Islam.

BACA JUGA:  PWNU Jatim Kecam Tindakan Pria Penendang Sesajen di Semeru

“Kalau seperti itu pasti ada resistensi dari masyarakat tidak hanya pada keberadaan para pendakwah tersebut bahkan terhadap agama Islam,” imbuhnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya