
GenPI.co Jatim - Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) di Malang Raya mempengaruhi daya tarik pembeli.
Belum berakhirnya wabah penyakit mulut dan kuku yang menyerang hewan ternak, juga membuat pedagang resah.
Salah satu pedagang daging di Pasar Besar Kota Malang Thoriq menuturkan wabah PMK berdampak pada perekonomian pedagang daging.
BACA JUGA: Seorang Wisatawan Hilang di Gunung Bromo, Berikut Kronologinya
Dia mengaku, saat ini daya tarik masyarakat untuk mengonsumsi daging pun mengalami penurunan yang cukup signifikan.
"Harga daging saat ini masih Rp120.000 per kilonya untuk yang kualitas super. Akan tetapi, daya beli masyarakat ini kurang karena wabah PMK," kata Thoriq, saat dijumpai GenPI.co Jatim, Senin (20/6).
BACA JUGA: Banyuwangi Target Masuk 5 Besar Porprov Jatim 2022
Kondisi ini membuat pedagang daging pasrah. Meskipun harus merugi, Thoriq mengaku, daging yang dijualnya bebas dari penyakit PMK.
"Bukan hanya peternak saja yang rugi. Saya juga, yang lain juga. Kalau sapi yang dipotong pasti sudah layak jika masih dalam masa pengobatan ya gak boleh di potong," tuturnya.
BACA JUGA: Rektor UNUSA Beberkan 3 Hal Penting Tentang Kampus, Perhatikan
Keluhan juga disampaikan pedagang lain, Arief Setyo. Dia mengaku harus mengurangi suplai daging yang dijualnya. Dalam sehari, biasanya Arief mampu menghabiskan 100 kilo gram daging tetapi kini penjualan pun merosot hingga setengahnya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News