Merugi, Peternak di Malang Sampaikan Harapan untuk Pemerintah

Merugi, Peternak di Malang Sampaikan Harapan untuk Pemerintah - GenPI.co JATIM
Ilustrasi-sapi perah milik peternak di Malang Raya. (Foto: M. Ubaidillah/GenPI.co Jatim).

GenPI.co Jatim - Peternak sapi perah di Malang Barat gigit jari akibat wabah penyakit mulut dan kuku (PMK). Harga sapi perah hidup anjlok.

Didik Handoyo salah satunya, peternak di Kecamatan Ngantang itu mengaku harus menanggung kerugian karena anjloknya harga sapi perah yang mencapai 50 persen.

“Sudah gak tau berapa ruginya sekarang. Biasanya jual sapi dengan harga Rp28 juta. Setelah ada penyakit itu (PMK, red) merugi hingga puluhan juta. Satu sapi bisa dihargai Rp10 juta,” ujar Didik pada GenPI.co Jatim, Kamis (23/6).

BACA JUGA:  Peternak Sapi di Malang Terpaksa Jual Murah, Imbas Wabah PMK

Dia meminta Pemkab Malang segera bertindak cepat untuk menangani wabah PMK. Sebab, jika dibiarkan berlarut-larut tentu akan merugikan lebih banyak peternak.

Terlebih lagi di wilayah Malang Barat mayoritas masyarakat menggantungkan hidupnya pada sapi perah.

BACA JUGA:  Peternak Sapi Perah di Malang Merana, Produksi Susu Merosot Tajam

“Kalau dibilang ratusan juta (rugi, red) ada sih mas. Lha saya ada tujuh sapi, kalau dihargai Rp10 juta ya berapa itu ruginya. Belum lagi kalau pengobatan,” imbuhnya.

Didik berharap, agar ke depan para peternak yang kehilangan sapi perah bisa mendapatkan bantuan, sehingga produksi susu sapi di Kecamatan Ngantang bisa tetap berjalan sebagaimana mestinya.

BACA JUGA:  PMK di Ngantang Malang Menggila, Sapi Dijual Rp10 Juta Dapat Tiga

“Susu sapi yang kena wabah ini jelek. Kadang harus dibuang, itu juga rugi,” tandasnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya