
Kondisi ini juga harus disikapi masyarakat yang disarankannya mulai beralih ke produk detergen ramah lingkungan dan tak banyak menghasil busa.
"Selera orang Surabaya tidak ramah lingkungan karena masih gunakan sabun atau detergen yang berbusa-busa harusnya pakai detergen tidak berbusa atau minim busa," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Yayasan Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah atau Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton) Daru Setyorini menyebut, busa yang muncul di Sungai Kalisari Damen merupakan akumulasi limbah domestik.
BACA JUGA: Profil Puput Tantriana Sari yang Hartanya Rp104,8 M Disita KPK
Lanjutnya, limbah tersebut berasal dari lingkungan perumahan hingga kawasan perekonomian di sejumlah titik, seperti Dharmahusada, Kertajaya, Pakuwon City dan beberapa wilayah lain.
Kemunculan busa pada lingkungan sungai disebut juga bukan kali pertama terjadi.
BACA JUGA: Daftar 9 Sekolah SMA Terbaik di Malang versi LTMPT
"Sudah sering terlihat meskipun tidak sebanyak saat ini," terangnya. (*)
Simak video menarik berikut:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News