
Curah hujan yang tinggi inilah ditengarai menyebabkan debit air di sejumlah sungai meningkat, termasuk Sungai Tugu, Keser, dan Prambon.
"Aliran air dari anak sungai yang hendak memasuki Sungai Ngasinan sudah tidak bisa lagi, tertahan karena debit air Sungai Ngasinan juga mengalami peningkatan tajam," katanya.
Debit air yang terlalu tinggi tersebut menyebabkan aliran keluar sempadan sungai dan menimulkan genangan di beberapa wilayah.
BACA JUGA: Pemkot Surabaya Buka Posko Banjir Jawa Timur, Terima 8 Jenis Barang
Raymond mengeklaim telah melakukan sejumlah upaya mengatasi dampak lonjakan debit air dari Sungai Ngasinan, Tawing, Tugu, Bagong, dan beberapa anak sungai lainnya.
Salah satunya dengan membuka pintu air di Dam Bendo secara terus-menerus. Dia menyebut, Pintu Air Bendo merupakan sarana pengendali debit air di Sungai Ngasinan.
BACA JUGA: Banjir Bandang di Kabupaten Malang, BPBD: 1 Desa Terisolasi
Beberapa hari terakhi debit air di Pintu Air Bendo memang terus meningkat. Awal curah hujan naik, debit air berada di angka 569 meter kubik/detik. Ketika itu Sungai Ngasinan dinyatakan masuk level siaga.
Debit air tersebut terus meningkat mencapai 750 meter kubik/detik, pengendalian dilakukan dengan melepaskan sebagian besar debit air ke Parit Raya serta membuangnya ke laut melalui terowongan Neyama Tulungagung.
BACA JUGA: Banjir di Trenggalek, RSUD dr Soedomo Tutup
Saat ini debit air di Pintu Air Bendo sudah berangsur menyusut. Sehari setelah banjir besar berkurang hingga 50 persen atau menjadi sekitar 265 meter kubik/detik. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News