Stunting Butuh Penanganan Ekstra, Dosen Unair Turun ke Lapangan

Stunting Butuh Penanganan Ekstra, Dosen Unair Turun ke Lapangan - GenPI.co JATIM
Dokumentasi - Kegiatan Pojok Sehat Antrometri dan Pengobatan Terbatas Anak Sakit (Poseant Seri 1) di wilayah Puskesmas Kenjeran yang bertempat di Gedung Serbaguna Bulak, Kota Surabaya, Minggu (17/10/2021). (ANTARA Jatim/HO-Humas UMSurabaya/WI)

GenPI.co Jatim - Permasalahan stunting membutuhkan penanganan ekstra untuk menyelesaikannya, bahkan dosen Unair sampai turun ke lapangan.

Ya, Unair, melalui Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) gencar memasukkan isu stunting lewat mata kuliah Program Gizi dan Evaluasi.

Dalam praktiknya, Unair juga melakukan pendampingan melalui KKN dari mahasiswa.

BACA JUGA:  Solar Tumpah, Arus Lalu Lintas Singosari Mengular

Guru Besar FKM Universitas Airlangga (UNAIR) Prof. Dr. Sri Sumarmi mengatakan, kegiatan-kegiatan dengan menerapkan ilmu pengukuran anak stunting, seperti metode antripometeri merupakan bentuk pengabdian kepada maayarakat.

"Dosen-dosen FKM UNAIR juga sering memberikan masukan dan pendampingan. Ada 11 kabupaten yang kita dampingi saat penyusunan regulasi pencegahan stunting. Kita juga memberi pendampingan posyandu bagi 18 kabupaten di Jawa Timur," kata Prof. Mamik sapaan akrabnya, melalui keterangan tertulis, Jumat (12/11).

BACA JUGA:  3 Kecamatan di Jember Banjir, Bupati Hendy Tahu Penyebabnya

Penelitian kata Mamik menjadi sarana perguruna tinggi untuk memberikan intervensi secara spesifik dan interensi sensisitf melalui bidang penelitian, berupa riset impelementasi.

Hasil riset dapat dijadikan sebagai saran kepada pemerintah untuk merumuskan regulasi penanganan stunting.

BACA JUGA:  Nelayan Banyuwangi Senang, Puan Maharani Beri Bantuan

Di sisi lain, pemerintah juga telah mencanangkan target penurunan tingkat prevalensi stunting di Indonesia sebesar 14 persen, di tahun 2024 mendatang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya