Stunting Butuh Penanganan Ekstra, Dosen Unair Turun ke Lapangan

Stunting Butuh Penanganan Ekstra, Dosen Unair Turun ke Lapangan - GenPI.co JATIM
Dokumentasi - Kegiatan Pojok Sehat Antrometri dan Pengobatan Terbatas Anak Sakit (Poseant Seri 1) di wilayah Puskesmas Kenjeran yang bertempat di Gedung Serbaguna Bulak, Kota Surabaya, Minggu (17/10/2021). (ANTARA Jatim/HO-Humas UMSurabaya/WI)

Meski tingkat prevalensinya mulai menurun dari tahun ke tahun, namun penurunan tersebut terbilang tidak cukup untuk meraih target di tahun 2024.

Mamik menyebut, tantangan meminimalisir angka prevalensi stunting yakni dari regulaai dan data di tingkat daerah maupun pusat.

Ia bersama dosen maupun mahasiswa di FKM UNAIR telah sering bergerilya dalam upaya penanganan stunting di berbagai daerah.

BACA JUGA:  Solar Tumpah, Arus Lalu Lintas Singosari Mengular

"Ketika daerah membuat perencanaan, yang dibutuhkan tentu datanya harus tahunan. Sementara Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) hanya mengeluarkan data tiap lima tahun sekali," terangnya.

Perbedaan tersebut akhirnya mengganggu proses intervensi penanganan stunting yang membutuhkan data rutin, sementara data rutin dari pemerintah pusat jauh berbeda.

BACA JUGA:  3 Kecamatan di Jember Banjir, Bupati Hendy Tahu Penyebabnya

Mamik menyarankan pemerintah daerah untuk memakai data rutin daerah. Namun dengan syarat, proses pengukuran dan analisis harus dilakukan dengan benar dan alat terstandar.

"Masalahnya, banyak daerah atau posyandu yang belum punya alat sesuai standar. Begitu pula dengan praktik pengukurannya yang masih seringkali tidak tepat," jelasnya. (*)

BACA JUGA:  Nelayan Banyuwangi Senang, Puan Maharani Beri Bantuan

Jangan lewatkan video populer ini:

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya