
Razali berharap dengan kerjasama ini bisa menghasilkan dasar-dasar akademis agar angka kemiskinan ekstrem sudah bisa segera turun.
“Jadi kebijakan yang kami ambil tidak sebatas suka tidak suka tapi sudah berdasarkan kajian akademis,” tegasnya.
Sementara itu, Dekan FISIP UB, Dr Sholih Muadi mengungkapkan kolaborasi ini harus dilakukan terus menerus.
BACA JUGA: Jalan Plosokerep Rusak, Warga Geram, Tanam Pisang
“Kami siap membantu pihak Kemendes. Apalagi saat ini eranya kolaborasi bukan lagi kompetitif,” ungkapnya.
Sholih Muadi yakin bahwa kajian akademis yang ada di FISIP UB bisa membantu merealisasikan target kemiskinan ekstrem nol persen terutama yang ada di Jatim.
BACA JUGA: Hujan Deras, Air Danau Unesa Meluber, Bakal Dibuat Sodetan
“Tentu semoga kerjasama ini akan terus berkelanjutan. Apalagi kajian di FISIP UB tidak hanya soal Sosiologi yang mengkaji tentang kemiskinan. Tapi juga dari Komunikasi hingga Hubungan Internasional,” jelas dosen Ilmu Politik UB ini.
Dari data yang ada, penduduk miskin Jatim pada tahun 2020 sebesar 11,09%. Kemudian di tahun 2021 sebesar 11,40%. Sementara jumlah penduduk miskin ekstrem Jatim tahun 2020 sebanyak 1.812.210 orang (nasional 10,54 juta orang), kemudian tahun 2021 sebesar 1.746.990 orang. (*)
BACA JUGA: BPBD Trenggalek Ingatkan Bahaya Bencana Longsor, Ancam 45 Desa
Tonton Video viral berikut:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News