
GenPI.co Jatim - Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menginfeksi 1.247 hewan ternak di Jawa Timur menjadi sorotan pemerintah. Upaya penanganan dan pencegahan terus dilakukan.
Ketua Tim Riset Corona dan Formulasi Vaksin dari Professor Nidom Foundation (PNF) Prof Dr Chairul Anwar Nidom mengatakan, sejumlah langkah meminimalisir penyebaran wabah PMK bisa dilakukan.
Lebih lanjut, dia mencontohkan, ketika mendapati hewan yang mengalami gejala PMK harus langsung dikarantina atau dipisahkan dari hewan ternak yang sehat.
BACA JUGA: DPKH Probolinggo Catat Ratusan Hewan Ternak Diduga Terjangkit PMK
"Pencegahannya dihindarkan kontak dengan hewan yang sakit," kata Prof Nidom kepada GenPI.co Jatim, Rabu (11/5).
Sementara untuk hewan ternak yang telah terjangkit wabah PMK, langsung disuntik antibiotik untuk mencegah paparan mikroba lain, lalu diberi pereda panas.
BACA JUGA: Pedagang Bakso di Surabaya Tak Terpengaruh Wabah PMK, Laris Manis
Bahan-bahan seperti empon-empon atau rempah juga bisa diberikan, seperti kunyit dan temulawak untuk pereda panas tubuh hewan.
"Dicontang (rempah) sehari 2 kali, ditambah kalau ada telur abor (telur yg dierami tetapi tidak jadi) untuk meningkatkan pencernaan di rumen (hewan ternak)," terangnya.
BACA JUGA: Bukan PMK, Pedagang Daging di Surabaya Justru Khawatirkan Hal ini
Di samping itu, Prof Nidom menyebut ada beberapa gejala yang secara umum bisa didapati dari hewan terpapar PMK, seperti munculnya luka dan keluar air liur dari mulut hewan ternak.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News