
Inovasi yang diselaraskan dengan kondisi pandemi coba terus dikulik. Hajat hidup para pekerja menjadi titik tertinggi yang harus terpenuhi.
Ide pun muncul. Saat itu dia menyadari bahwa masker menjadi kebutuhan premier terbaru bagi masyarakat.
Batik Wistara mulai memproduksinya. Setiap produk batik darinya dibundling dengan satu lembar masker.
BACA JUGA: Kisah Sukses Batik Wistara, Ada Andil Masyarakat Disabilitas
"Bagaimana adik-adik (disabilitas, red) tetap bisa bekerja. Kami selalu mencari bagaimana caranya (Batik Wistara, red) bisa jalan," ujarnya.
Di masa pandemi itu pula Pemkot Surabaya akhirnya meluncurkan platform pasar digital bernama E-peken.
BACA JUGA: Mencengangkan! ini Total Transaksi E-Peken Surabaya
Inovasi itu merupakan buah pemikiran Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi. Bapak dua orang anak itu menginginkan pelaku UMKM tetap bisa bertahan hidup di tengah hantaman pandemi.
Sumarni menjadi salah satu pelaku UMKM yang merasakan dampak signifikan lahirnya E-peken.
BACA JUGA: Pemkot Surabaya Gelar Lomba Wawasan Kebangsaan untuk Pelajar SMP, Cek Jadwalnya
"Alhamdullilah, adik-adik nggak berhenti (bekerja, red). Program Pak Wali Kota mengajak PNS belanja di E-peken (membuat, red) teman-teman semuanya terbantu," jelasnya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News