GenPI.co Jatim - Eva Harlia telah berkecimpung selama 13 tahun di dunia seni kerajinan anyaman pandan.
Perempuan asal Dusun III, Desa Pantai Cermin Kanan, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara, itu menamai usahanya Menday Gallery and Souvenir.
Sejak dulu daerah Eva tinggal memiliki sumber daya alam yang cukup melimpah, terutama pohon pandan.
BACA JUGA: 10 Prestasi BRI pada 2022 dan Strategi Hadapi 2023
Sebab, pandan merupakan tumbuhan endemik yang tumbuh subur di pesisir pantai.
Oleh karena itu, daerahnya menjadi sentra kerajinan anyaman penghasil lembaran tikar dengan bahan baku pandan.
BACA JUGA: BRI Sukses Tranformasi Digital, 2 Pendorong Jadi Kunci
Melihat hal itu, Eva pun tergerak untuk melestarikan keunggulan di daerahnya tersebut.
"Di sini termasuk sentra, memang dari orang tua kami sudah bergelut di bidang anyaman penghasil lembaran tikar. Dari situlah saya tergerak memulai usaha ini dari 2010, sudah 13 tahun saya berkecimpung di usaha ini," kata Eva.
BACA JUGA: Tranformasi Digital BRI Moncer, Konsisten Berinovasi Jadi Kunci
Modal awal Rp 500 ribu digunakan untuk membeli bahan baku pendukung agar anyaman pandan tersebut bernilai jual tinggi.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News